Jumat, 28 Desember 2012

AMIF CUP, Pemersatu Mahasiswa Informatika Se-Bandung Raya



 Sabtu 29 Desember 2012 menjadi hari kemenangan bagi tim futsal UIN Sunan Gunung Djati Bandung, setelah mengalahkan tim  IT Telkom selaku tuan rumah. Dengan skor akhir 5-2, UIN Sunan Gunung Djati Bandung berhak melaju kebabak berikutnya. Dari awal pertandingan dimulai, tim futsal UIN terlihat mendominasi permainan, hal ini terlihat dari tempo permainan bola yang terus menerus diambil oleh UIN. Skor demi skor pun diraih UIN dalam babak pertama, 2 gol didapatkan tim UIN dari babak pertama dilanjut 3 gol dari babak ke 2. Sedangkan IT Telkom mendapatkan 1 gol di babak pertama dan kembali mendapatkan gol di babak ke 2.


Acara yang diselenggarakan AMIF (Asosiasi Mahasiswa Teknik Informatika) Bandung ini telah berlangsung dari satu minggu yang lalu, dan dipastikan akan berlangsung hingga 2 minggu kedepan. AMIF sendiri merupakan gabungan dari seluruh Mahasiswa Teknik Informatika se-Bandung raya baik dari Universitas Negeri seperti UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UNPAD, ITB maupun dari Universitas Swasta seperti IT Telkom, UNISBA, Politeknik Bandung dan lain-lain.

Gelaran acara yang mencakup 2 bidang olahraga yaitu futsal dan basket ini, memang diharapkan dapat mempersatukan seluruh mahasiswa Bandung khususnya jurusan Teknik Informatika agar lebih akrab layaknya keluarga. Keakraban dan sportifitas tinggi terlihat dari suporter masing-masing Universitas yang mendukung masing-masing tim saat bertanding. AMIF CUP 2012 ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa bahwa walaupun mahasiswa Informatika yang kesehariannya bergelut dengan dunia komputer, tetap mempunyai keahlian dan prestasi lain selain bidang yang dikuasai yaitu bidang olahraga.

Selasa, 25 Desember 2012

Download Gratis Film "LIFE OF PI"

Diangkat dari novel laris karya Yann Martel, film ini mengisahkan tentang Pi Patel, anak seorang penjaga kebun binatang. Hidup miskin di Pondicherry, India, mereka mencoba peruntungan dengan hijrah ke Kanada dengan menumpang kapal pengangkut barang. Kerusakan kapal membuat Pi terdampar di tengah Samudra Pasifik dengan seekor zebra, hyena, orang utan, dan macan bernama Richard Parker. Mereka berusaha bertahan hidup di tengah ganasnya lautan.


langsung aja yang mau download klik disini selamat nonton.........

Selasa, 18 Desember 2012

Komunitasku Berkibar Bersama Mandiri

Komunitas kami bernama Kampus Peduli Bandung, gabungan dari 12 Universitas Bandung baik universitas Negeri maupun Swasta se-Bandung raya. Komunitas kami terbagi kedalam beberapa sub bidang diantaranya pendidikan, kesehatan, dan kemasyarakatan. Membantu mereka yang kurang beruntung dalam hal pendidikan, kesehatan, dan kemasyarakatan merupakan motto komunitas kami. Kerjasama kami dengan Bank Mandiri telah kami lakukan dari awal komunitas dibentuk. Dengan kerjasama tersebut komunitas kami mendapatkan kemudahan dalam berbagai kegiatan, karena proses transfer dari Donatur maupun para relawan mudah dan cepat. Dengan Mandiri Mobile yang support di semua platform mobile, mempermudah donatur maupun relawan kami dalam hal transfer sumbangan untuk suatu kegiatan.

Tidak hanya itu, apapun yang kita mau Bank Mandiri mampu menjawabnya, mau trasfer antar bank atau penarikan tunai, bisa dilakukan di ATM bersama. Biaya bulanan yang relatif lebih murah dibandingkan Bank konvensional lain membuat komunitas kami beruntung bekerjasama dengan Bank Mandiri. Selain itu, komunitas kamipun pernah bekerja sama dalam hal sosial, yaitu mewakafkan Al-Qur'an Di daerah terpencil di purwakarta yang bernama desa Cikutamanah. Kerjasama tersebut kami lakukan dengan BPZIS Bank Mandiri kota Bandung. BPZIS atau Badan Pengelolaan Zakat Infaq dan Shodaqah tidak hanya sekedar menghimpun atau mengumpulkan dana Zakat, Infaq dan Shadaqah dari para Muzakki saja. Tapi juga menyalurkannya ke daerah-daerah yang sekiranya membutuhkan, seperti yang dilakukan di Desa Cikutamanah.

Foto : Wakaf Al-Quran Kampus Peduli (bekerja sama dengan BPZIS)


Pada saat penyaluran Al-Qur'an tersebut BPZIS Bank Mandiri juga menyalurkan bantuan untuk pembangunan mesjid di desa Cikutamanah. Bantuan tersebut sangat disambut baik masyarakat Desa Cikutamanah.


Komunitas kami tidak ragu lagi dengan Bank Mandiri , proses yang mudah, akses penarikan maupun transfer yang memuaskan setiap transaksinya, membuat komunitas kami semakin percaya dan berkomitmen penuh dengan Bank Mandiri. jadi bersama Bank Mandiri "Apapun keinginan Anda, Bank Mandiri Saja"




Semalam di Rumah Mak Nermi (Keluarga yang Terasingkan di Bogor Timur)

"Kang, atap samping rumah si emak rubuh”,
masya Allah, agak kaget dapet sms dari salah satu relawan putri kampus peduli malam itu dari rumah mak nermi, si emak “ujang yang terpasung”.
saya, radit dan kang ajab (kakak ujang) langsung bergegas menerobos gerimis dari perkampungan menuju rumah mak nermi yang terpencil.  Kami melalui jalan setapak yang licin, melewati lembah menurun hingga ke sungai, lalu melewati pesawahan, kebun dan jalan menanjak sampai akhirnya menemukan rumpun bambu dan rumah mak nermi yang sudah hampir roboh.
di sepanjang perjalanan pikiran terbang kemana-mana, membayangkan jika saja jadi mak nermi yang harus melewati jalanan itu sambil memikirkan rumah hancur, suami yang sakit jiwa dan meninggal, ujang yang di pasung, kang ajab yang di tinggalkan istri dan ajat si bungsu yang setiap hari menghabiskan waktu dengan kambing-kambing punya orang di semak-semak tanpa banyak bersosialisasi dengan manusia lain nya.
Kami membutuhkan waktu 45 menit untuk menyusuri jalan setapak tanpa rumah di kanan kiri itu. Entah berapa kali saya dan radit jatuh terpeleset dan masuk ke sawah sampai celana sobek, sendal putus dan payung pun rusak.


Sesampai di rumah mak nermi nampak mak nermi tengah berkumpul bersama 3 relawan putri di beranda rumah terbuka, satu-satunya bagian rumah yang masih bisa di tempati. dari penerangan lampu minyak buatan mak nermi kami melihat atap sebelah kanan rumah roboh, genteng hancur berhamburan di bawahnya.
Perbincangan pun di lanjutkan, mak nermi menceritakan semua kisah hidupnya yang setelah di terjemahkan kurang lebih seperti ini :
“keluarga mak nermi dulu terbelit hutang , untuk segera membayar keluarga ini harus menjual rumah dan tanah yang mereka miliki di perkampungan. Tak ada lagi yang tersisa kecuali tanah di kebun yang terpencil, jauh dari perkampungan.
karena harga tanah terpencil sangat murah akhirnya mereka memutuskan untuk membuat rumah di kebun itu belasan tahun silam. Ceritanya sih sambil menenangkan pikiran setelah melewati semua kejadian di belit hutang di kampung waktu itu.
Tak lama si bapak sakit dan mengalami gangguan kejiwaan, mak nermi dan ketiga anak nya mengurusi si bapak dengan baik hingga akhirnya meninggal sebelas tahun kemudian. Mak nermi sangat terpukul atas kematian dan kehilangan sang suami. Dia mengatakan bahwa ia sangat berduka, Tapi belum selesai duka itu, 4 hari setelah kematian sang suami, ujang ajid (anak kedua mak Nermi) mengalami sakit kejiwaan yang serupa dengan yang di alami sang bapak. Emak sudah mencoba mengobati ujang ke rumah sakit, tapi tak bisa rawat inap bahkan akhirnya menghentikan pengobatan karena sudah tak ada biaya. pengobatan ke semua ustadz di berbagai tempatpun sudah di lakukan, tapi tak ada hasil yang memuaskan.
Semakin hari sakit si ujang semakin parah. Ia kerap mengamuk, merusak dan mengajak berkelahi. Karena di nilai membahayakan ujang pun lalu di ikat dengan kain agar tak sakit. beberapa kali ujang bisa melepaskan diri dari jeratan tali kain, ia merusak rumah mak nermi  dan pernah  pergi ke perkampungan untuk merusak rumah warga, hingga si emak harus mengganti semua kerusakan nya. Akhir nya si ujang di rantai dengan kuat sampai sekarang."
Sepanjang bercerita si emak mencoba menutup wajahnya dengan kain, emak mencoba menyembunyikan kesedihan dan air matanya dari kami. Saat asik berbincang kami kembali di kejutkan oleh atap rumah yang kembali roboh, genteng pun berjatuhan ke bawah dan hancur.

Di akhir perbincangan saya bertanya : mak, apa harapan dan keinginan emak sekarang?”
emak pun lantas menjawab : “emak pengen punya rumah yang kuat, emak juga pengen ngobrol sama ‘ujang’ kayak dulu, sekarang mah ga bisa ngobrol, ‘ujang’ masih ada tapi kayak udah nggak ada. Emak sayang ke ujang, karena bagaimana pun dia anak emak.” Subhanallah, tadinya saya fikir cukup dengan membawa si ‘ujang’ ke RSJ dan emak bisa hidup tenang dengan dua anaknya yang lain itu sudah cukup. Ternyata emak masih terus mencintai ‘ujang’ dan berharap ujang tetap ada di kehidupan nya.
Kami akhirnya tidur di rumah itu. relawan putri membangun tenda kecil di bawah beranda sedang yang putra tidur di beranda bersama si emak. Kambing-kambing ada di samping kami sepanjang kami tidur. saya sendiri tak bisa tidur, melihat langit, pohon-pohon di kebun sambil mendengarkan suara binatang malam dan burung hantu di sekitar rumah yang gelap gulita.


 “emak tadi malam ko batuk terus?” tanyaku sambil menemani si emak masak nasi seusai si emak melakukan tahajud dan shalat shubuh. Tangan kanan emak sibuk masak di tungku, sementara tangan kirinya memegang lampu minyak untuk penerangan
“iya, kalau kedinginan memang suka kambuh”. Jawab si emak spontan.
“kakinya masih suka kerasa beku ga mak?”. Tanyaku lagi.
“kaki mah terus-terusan kaku, kayak beku, ga bisa rasain apa-apa”.
duh emak, gimana ga kedinginan kalo emak tiap hari tidur di alam terbuka seperti itu?
 Semoga Allah merahmatimu mak, semoga kehadiran kami bisa memberi kebahagiaan dan kehidupan baru bagi emak. Terimakasih sudah mengajari kami lebih dalam tentang arti cinta, sabar dan ikhlas.. Lalu untuk ketiga kalinya, pagi itu atap rumah si emak pun roboh, genteng kembali jatuh dan hancur. Si emak hanya tersenyum..yang mau bantu, mangga ke :

 088218412048, pin BB 3141B8D3  atau bisa ke :
BNI mochammad iqbal 6248243664
mandiri mochammad iqbal 1300010894791
BCA KCU dago mochammad iqbal 7771155344
atau Anda juga bisa berpartisipasi langsung pada tanggal 22-23 Desember di TKP.
CP V-loggers :
085716698847 (Dede Abdullah)

Senin, 17 Desember 2012

Pembodohan dalam Film 5 cm?


Sunan Hipotermia : "Saya salut dengan para pendaki yg ada di film itu mereka seolah2 menantang alam...buat para pendaki pemula hati-hati JANGAN TERPENGARUH dengan film tersebut. Jangankan di puncak Mahameru, di ranupani saja udah dingin menggigit, tapi lihat saja pembodohan Film itu kepala mereka dengan sombongnya gak make pelindung buat nahan cuaca dingin. dan satu lagi saat di ranukumbolo mereka dengan bebas berenang padahal disitu ada papan larangan DILARANG BERENANG DI RANUKUMBOLO."

Sobat yang comment diatas adalah pendaki senior, dan jalaslah pembodohan film 5 cm. Apa yang kami posting cuma sebagai Peringatan buat sobat yang mau mencoba mendaki gunung di Indonesia. 

Itulah kira-kira beberapa status yang dilontarkan Forum Hijau Indonesia di facebook. Memang ada benarnya juga buat kita semua, khususnya dunia perfilman indonesia yang harus lebih selektif dalam memaparkan isi film. Tidak hanya selektif tapi juga lebih real dengan kenyataan yang semestinya. Karena kondisi masyarakat Indonesia yang bisa saya bilang masyarakat yang 'Latah' atau mengikuti apa yang menurut mereka keren di dalam film. Lihat saja pada saat film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) yang pada saat itu sedang booming, berbondong-bondong kalangan pelajar dan mahasiswa tiba-tiba menjadi orang yang sok puitis dan pendiam layaknya tokoh Rangga dalam film tersebut.



Begitu hebatnya hipnotis sebuah film bagi masyarakat kita, yang tidak mampu menyerap mana yang khayalan dan mana kenyataan. Hingga pada saat film 5 cm booming mendadak berbagai kalangan baik muda maupun tua mendadak menjadi pendaki dadakan. Padahal mendaki sebuah gunung tentu saja tidak semudah yang ada di film, selain harus mengikuti aturan juga harus ada tim khusus yang menemani. Hal inilah yang dikhawatirkan Forum Hijau Indonesia terhadap masyarakat awam yang menjadi pendaki dadakan. dan forum ini menghimbau agar masyarakat yang masih baru dalam soal mendaki gunung ada baiknya mengikuti dulu beberapa pelatihan baik di forum ataupun organisasi pencinta alam.


Kamis, 13 Desember 2012

Kisah Nyata Keluarga Yang Terasingkan Di Bogor Timur

Cariu, Bogor Timur tempat dimana sebuah keluarga yang hidup terasingkan dari perkampungan, Keluarga emak Nermi namanya. Emak terpaksa mengucilkan diri dari perkampungan karena ada satu anggota keluarga (Ujang) yang menderita gangguan jiwa.  Ujang namanya, anak kedua dari emak Nermi menderita gangguan jiwa ketika beranjak dewasa, tepat 7 hari setelah kematian ayahnya yang juga menderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa yang di derita ujang bersifat destruktif, ujang sering marah, berkelahi dan merusak segala sesuatu yang ada di sekitarnya, itulah mengapa emak memutuskan untuk mengasingkan diri dari masyarakat dan merantai ujang di belakang rumah nya. 

    FOTO :(Ujang) anak mak Nermi yang gangguan jiwa

 Foto : Kondisi rumah keluarga Mak Nermi 80% rusak

Untuk menjajaki rumah mak Nermi, Dari perkampungan kita harus melewati jalan setapak selama kurang lebih 30 menit. Rumah bilik itu dihuni oleh mak Nermi bersama ajab (anak pertama yang bekerja sebagai buruh tani) dan ajat (sang bungsu yang kesehariannya menggembala kambing). Rumah yang di tempati mak Nermi sekeluarga sudah tidak layak di sebut rumah, seluruh bilik yang seharusnya berfungsi sebagai pelindung tidak ada, begitu pula bale bambu dan jendelanya, semua sudah rusak tinggal tiang-tiang dan kerangka rumah saja. Bagian rumah yang bisa di tempati hanya beranda terbuka berukuran 1,5 x3 meter saja. Sebagian di pakai untuk menyimpan perlengkapan dapur, sebagian lagi di pakai untuk menyimpan baju dan tempat tidur. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari si emak harus ke warung di perkampungan penduduk serta ke cimaung untuk mengambil air bersih dengan ember yang jaraknya memang tak dekat.
 FOTO: Relawan kampus peduli saat menuju lokasi


Si emak sendiri mengidap penyakit sesak nafas, kakinya sering kaku seperti membeku dan sering mengalami sakit di kepala yang amat sakit. Dokter yang memeriksa menyebutkan bahwa sakit yang di alami mak Nermi lebih karena beban pikiran yang di tanggung oleh mak nermi.

 Foto : Mak Nermi(kanan) dan relawan kampus peduli (kiri)
Untuk membantu keluarga mak Nermi, Kampus Peduli Bandung berupaya mengumpulkan segenap bantuan baik relawan maupun donatur, Kampung jangkar tempat keluarga “ujang yang terpasung”tinggal adalah target selanjutnya yang akan kampus peduli garap. Ujang akan di bawa ke RSJ Marzuki Mahdi Bogor, emak dan keluarga  akan di buatkan rumah bilik dan warung kecil di perkampungan, sedangkan ajat akan  menjalani pemeriksaan psikologi karena sudah menunjukan gejala kelainan jiwa seperti yang sudah di alami ujang. Menurut psikolog penyakit kejiwaan yang di alami ujang sekeluarga menurun secara genetik, dan dipicu faktor lingkungan yang jauh dari interaksi sosial dengan masyarakat lain.
Selain bantuan untuk keluarga “Ujang yang Terpasung” kampus peduli juga akan menggelar balai pengobatan gratis untuk 300 warga, santunan untuk 56 jompo, motivasi dan santunan untuk 73 anak yatim, bantuan alqur’an untuk 2 pesantren kampung, penyuluhan kesehatan-pendidikan, pasar rakyat dan panggung hiburan. Semua acara itu akan di adakan pada 22 hingga 23 desember 2012, sebagai kado hari ibu bagi mak Nermi salah satunya.
Mari jadikan ini sebagai ladang amal bersama, mari berlomba untuk membantu keluarga ujang yang terpasung untuk mendapatkan kehidupan yang normal seperti manusia kebanyakan.

Salurkan bantuan anda ke rekening :
BNI mochammad iqbal 6248243664
mandiri mochammad iqbal 1300010894791
BCA KCU dago mochammad iqbal 7771155344

atau Anda juga bisa berpartisipasi langsung pada tanggal 22-23 Desember di TKP.

CP V-loggers :
085716698847 (Dede Abdullah)


Rabu, 05 Desember 2012

"Goes Sepeda!" Energi Hemat, Badan pun Sehat


Setiap hari, masyarakat Indonesia menggunakan kendaraan dalam beraktifitas, baik itu kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Kondisi kendaraan umum yang mungkin kurang layak bagi masyarakat indonesia, membuat masyarakat beralih ke kendaraan pribadi. Maka tidak heran, di Bandung saja misalnya, kalangan mahasiswa dan pelajar lebih memilih  menggunakan kendaraan pribadi dibanding menggunakan angkutan umum. Jika semua mahasiswa dan pelajar yang jumlahnya ribuan mengendarai sepeda motor dalam waktu yang bersamaan, dapat kita bayangkan bagaimana kondisi jalanan yang padat dan bahkan macet. 

Padahal ada alternatif lain bagi pelajar dan mahasiswa selain membawa kendaraaan bermotor, yaitu bersepeda. Harga sepeda yang relatif murah dan terjangkau dibandingkan sepeda motor bisa menjadi pilihan yang tepat. Apalagi bagi para mahasiswa yang letak kosannya tidak jauh dari kampus, setidaknya biaya yang biasanya dipakai untuk membeli bahan bakar, bisa dialokasikan ke hal lain yang lebih bermanfaat. Dengan cara bersepeda dalam beraktifitas, secara tidak langsung kita telah menghemat energi, sehingga tidak ada lagi kekhawatiran tentang adanya krisis energi.

Bersepeda adalah solusi bagi negara kita untuk menghemat energi, peran pemerintah sangat penting untuk menghimbau warganya agar mau bersepeda dalam beraktifitas. Di Purwakarta misalnya, pemerintah mewajibkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk menggunakan sepeda saat beraktifitas. Hal ini patut ditiru kabupaten dan kota lainnya untuk melakukan peraturan yang serupa, sehingga krisis energi yang ditakutkan tidak akan terjadi.

Dikalangan mahasiswa, bersepeda ke kampus menjadi tren saat ini. Bukan sekedar gaya-gayaan semata, namun banyak hal positif yang bisa diambil dari bersepeda. Tak heran banyak komunitas sepeda dikalangan mahasiswa yang mengusung tema Go Green pada komunitasnya. Berbagai acarapun banyak dilakukan dengan tema-tema yang berhubungan dengan alam. Hal positif inilah yang patut dikembangkan bagi seluruh masyarakat indonesia dalam menghadapi persolan macet dan tentunya hemat energi. Jadi mari kita goes sepeda dalam beraktifitas......
resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut

Copyright © Deja Area | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑