Minggu, 23 Juni 2013

Delit, Bocah yang ditinggalkan ayah kandungnya

kisah perjalanan hidup delit dan ibunya penuh dengan lika liku, saat usia delit 2 tahun sang ayah tiba-tiba pergi setelah menceraikan bu dede, ibu delit. Bu dede adalah seorang wanita yang tegar,  perceraian tak lantas membuat bu dede jatuh terpuruk dan menghentikan hidup, ia lalu berangkat ke kota dan bekerja sebagai pembantu disana. Dari hasil bekerjanya, bu dede berhasil membangun sebuah rumah bilik sederhana yang lalu di tinggalinya bersama delit.

Pada saat delit berusia  7 tahun ayah delit kembali menemui bu Dede, dengan berbagai bujuk rayu akhirnya Bu Dede mau kembali membina rumah tangga bersama ayah delit hingga mengandung dewi, adik delit.
Pada saat usia kandungan 2 bulan ayah delit pamit untuk bekerja di bandung, kota asalnya. katanya dia mau mengumpulkan uang untuk persiapan kelahiran anak kedua mereka, sebuah niat baik yang lantas di dukung sepenuhnya oleh Bu Dede. Berangkatlah ayah Delit ke bandung untuk bekerja.

Sebulan, dua bulan, tiga bulan hingga akhirnya 4 bulan berlalu. ayah delit telah pergi dan tak pernah sekalipun memberikan kabar, sementara kehidupan delit dan bu dede sudah serba kesusahan, mereka butuh uang untuk kebutuhan makan sehari-hari.  Bu Dede mengirim surat ke alamat keluarga sang suami di bandung, bertanya kabar dan menceritakan bahwa dia sudah tak lagi menyimpan uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Surat balasan tak kunjung datang, suami yang di nantipun tak kunjung pulang membawa uang untuk resiko sehari-hari, sementara usia kandungan pun semakin besar. Sampai pada suatu hari sampailah ke hadapan bu dede surat cerai dari suaminya, hanya suratnya saja. Di akui bu dede itulah saat terberat dalam hidupnya, hatinya hancur, dia merasakan sedih yang luar biasa saat penantian dan harapan nya selama 4 bulan itu di bayar dengan kekecewaan, dengan surat cerai. (Bu dede pun menangis saat kisah nya yang mengalir sampai ke bagian ini).

Dalam kondisi hati yang hacur Bu Dede kembali ke kota untuk bekerja di rumah makan, tapi hanya 2 bulan, rumah makan lalu tak mengizinkan ia bekerja dengan perut yang besar. Bu Dede pun pulang ke rumah hingga melahirkan Dewi. Naas,  setelah melahirkan dewi matanya tidak lagi bisa melihat jelas hingga sekarang. Karena tak ada lagi yang mau mnerima ia bekerja dengan mata seperti itu akhirnya Bu Dede bekerja sebagai pemulung rongsokan. Ia menyusuri kampung sambil sedikit meraba-raba mencari rongsokan yang bisa ia jual, saat udara panas dia sering terduduk, kepalanya tiba-tiba terasa sakit.

Delit tak tinggal diam, setiap hari sepulang sekolah delit pergi untuk memulung rongsokan, lalu di gabungkan dengan hasil rongsokan ibu . mereka mendapatkan 20 ribu dalam seminggu dari hasil menjual rongsokan.  Merasa tak cukup,  setiap 2 kali dalam seminggu Delitpun pergi ke pasar untuk memulung sisa-sisa minyak kelapa dalam kompan. Tetes demi tetes dia kumpulkan dari banyak kompan sampai akhirnya terkumpullah sekitar 1 hingga dua kg di setiap aksi memulungnya. delit mendapatkan 5.000 rupiah dari setiap 1 kg minyak yang terkumpul.



Saat di tanya tentang keinginan nya untuk melanjutkan sekolah ke bangku SMA, Delit antusias menyambut, ibunya pun mendukung. Tapi ketika di tawari untuk masuk pondok prestatif Indonesia dan delit bersekolah di bandung semuanya terdiam.

Tak lama bu dede langsung  unjuk suara “yaudah atuh lit, delit pergi saja ke bandung buat masa depan delit. jangan khawatir mamah mah ga apa-apa, yang penting cita-cita delit tercapai, udah sana berangkat”. Tegas dan lantang sekali Bu Dede mengucapkan hal ini. Dari balik kacamata tebalnya terlihat tetes-tetes air mata keluar.



“delit mah lebih baik ga sekolah daripada harus ninggalin mamah”. Ujar delit sigap dengan nada sedih, matanya nampak kosong.

"Ibu ikut saja ke Bandung bareng Delit gimana?" tanyaku.."
trus Ibu makan darimana? Naudzubillah kalau ibu harus makan tanpa bekerja, Ibu ga mau meminta-minta" ucap Bu Dede lagi sambil menangis."
Ibu bisa bekerja di pondok, menyiapkan makanan untuk anak-anak atau membersihkan rumah agar tetap bersih dan sehat" 

Kiki, Bocah 12 Tahun si Tulang punggung Keluarga


Tubuh kecil dengan mata merah itu nampak tengah asyik bermain di masjid sebelum sang guru ngaji datang untuk mengajar. Kami memanggilnya dari balik kaca, ia pun bergegas keluar menemui kami sambil tak mengerti apapun.

Kiki namanya, di antar salah satu relawan kampus peduli bocah laki-laki ini langsung menemui guru ngajinya untuk meminta izin tak ikut pengajian malam itu. Ia mengantarkan kami menyusuri jalanan kecil nan gelap menuju rumah biliknya di kampung cihideung sasak garut. Dengan baju agak basah karena gerimis ia mengetuk pintu rumah dan memanggil-manggil nama neneknya, mak juah.

Kiki kini berusia 12 tahun, sejak berusia 3 bulan kiki sudah ditinggal kedua orang tuanya untuk merantau ke sumatra, sejak pergi hingga kini tak terdengar lagi kabar tentang orang tua kiki, entah masih hidup atau sudah tiada. Kiki di rawat oleh nenek kesayangan nya  yang kini sudah renta dan sakit-sakitan,  bahkan susah untuk berjalan.

Untuk hidup, sepulang sekolah Kiki langsung bekerja. Pada musim alpukat ia berangkat ke kebun-kebun warga untuk mencari alpukat rontokan, alpukat rontokan dengan berbagai kondisi ini biasa orang beli dari kiki dengan harga murah, tak jauh dari 5 ribu rupiah. Ketika musim alpukat habis kiki beralih pekerjaan menjadi pencari kayu bakar di bukit yang letaknya cukup jauh, sehari ia bisa mengumpulkan kayu bakar dan di jual seharga 3 ribu rupiah.



Dengan hasil bekerjanya ini kiki bisa membeli beras, kiki sendiri yang langsung memasak beras menjadi bubur yang hanya di bumbui garam. Bubur inilah yang menjadi santapan kiki bersama mak jua setiap hari.

Pertemuan dengan kiki malam itu sungguh sangat berkesan bagi kami. Kekuatan, keteguhan dan keterampilan kiki untuk mengelola kehidupan yang seberat itu sangat patut di acungi jempol. Dalam hal ini kiki dengan usianya bahkan jauh lebih hebat dan pintar di bandingkan kami. 



Alhamdulillah kiki siap hijrah ke bandung dan bersama dengan anak yatim hebat lainnya menjadi  santri pondok prestatif indonesia. Pondok prestatif Indonesia (PPI) adalah salah satu program post pendidikan kampus peduli yang mengumpulkan  anak-anak yatim dhuafa bermental hebat dari berbagai pelosok di indonesia, di PPI ini anak-anak yatim akan di bina dengan konsep tauhidpreneur dimana selain menjadi sholeh ditargetkan jiwa-jiwa kepemimpinan, kemandirian, kepedulian dan kelembutan hati  muncul pada diri anak-anak yatim ini dan menjadi karakter yang kuat. bismillah..

Sabtu, 22 Juni 2013

Rabu, 19 Juni 2013

Kisah Hidup Itoh dan Emaknya


Seorang gadis kecil berkerudung putih muncul dari balik pintu segera setelah kami mengetuk dan memanggil namanya, “itoh”. Itoh adalah panggilan untuk siti masitoh, gadis 12 tahun yang kini hanya tinggal bersama neneknya di sebuah rumah kecil berbilik bambu. Nenek rentanya kini tak lagi dalam kondisi yang sehat, ia menderita asma yang parah di tambah dengan penyakit-penyakit orang tua lain yang menghinggapi dirinya. Itoh sigap sekali menyiapkan air panas dalam gelas-gelas kaca dan menghidangkan nya untuk kami, padahal kami melarang nya berulang kali.

Itoh yang baru lulus Sekolah Dasar ini adalah seorang anak yang tangguh. selain sekolah, untuk menghidupi sang nenek dan dirinya itoh bekerja ke pegunungan di sekitar puncak darajat garut. Ia mengais sayuran sisa-sisa panen  seperti keciwis dan kentang lalu menjualnya dengan harga murah ke pengepul disitu. untuk mencapai lokasi memulung sisa panen itoh harus menempuh perjalanan sekitar  satu jam dengan berjalan kaki. selain kegunung itoh juga kadang di minta bantuan oleh warga untuk memanen buah dengan memanjat pohon atau mencuci pakaian tetangga sebelum berangkat ke sekolah.



Selama hidup itoh belum pernah melihat ayahnya, sang ayah telah pergi tanpa kabar sejak itoh di dalam kandungan. Setelah lahir itoh di asuh oleh neneknya, sedang sang ibu tinggal bersama suami dan keluarga yang baru.

Itoh pernah di tayangkan di program orang pinggiran transTV  pada juni 2012 lalu, Alhamdulillah ada bantuan cukup besar yang itoh dan neneknya terima dari situ, sebagian di gunakan untuk memperbaiki gubuk reot mereka, sebagian lagi di gunakan untuk sekolah, beternak bebek, membayar hutang ke warung dan biaya pengobatan nenek di  Rumah sakit Garut.

Sang ibu datang ketika bantuan datang, tapi lalu beranjak pergi lagi 4 bulan kemudian setelah dana bantuan habis. hari itu itoh menangis, dengan wajah sumringah itoh berkunjung ke rumah sang ibu, tapi naas rumah ibu sudah kosong. tetangga menceritakan bahwa ibu itoh sudah pindah entah kemana, ia tak meninggalkan alamat atau pesan untuk itoh sama sekali. Sejak kejadian pergi 8 bulan lalu itu ibu itoh tidak lagi memberikan kabar hingga sekarang. dan itoh kembali melanjutkan hidup bersama nenek tercinta di rumah bilik yang tanahnya masih numpang ke orang lain.

Sang nenek juga tak tinggal diam, saat badan nya sehat dia juga bekerja menjadi buruh memotong rumput, memelihara ternak dan memasak di rumah. Tapi saat sakit seperti sekarang  itohlah yang mengambil alih semuanya. Di depan rumah nampak ada kayu-kayu besar yang tengah di pecah dengan golok,  kayu2 itu di pecah agar lebih mudah di gunakan sebagai suluh untuk masak. Saya Iseng bertanya “siapa yang mencari dan memecah kayu nya toh?” spontan itoh pun menjawab “itoh atuh ka, emang mau siapa lagi?”saya terdiam, merinding mendengar jawaban nya. kehidupan berat yang di hadapi Itoh telah membentuk Itoh menjadi anak yang kuat, tangguh dan dewasa.



“itoh siap berangkat ke bandung untuk sekolah dan masuk pondok prestatif indonesia?” tanyaku sambil menatap itoh dalam-dalam. Itoh menunduk, agak lama lalu dia menjawab. “itoh siap, tapi bagaimana nasib emak disini? Keluarga emak yang lain sudah tidak peduli, kalau emak sakit juga ga pernah ada yang datang untuk menjenguk, kata emak mungkin takut kalau nanti ‘katempuhan’ biaya berobat”.

Tatapanku beralih ke nenek 70 tahun yang nampak sesak dengan asmanya, matanya basah. “Mak ikut juga ke bandung ya? tetep tinggal dengan itoh disana” pintaku lirih.. si nenek tersenyum dengan mata yang masih basah, “ Emak mah bagaimana baiknya saja, kalau harus ikut dengan itoh ke Bandung ya hayu, Emak siap. Tapi kalo sekiranya jadi penghalang untuk kemajuan itoh maka Emak mah di tinggal disini sendirian juga ga apa-apa, jangan khawatir, insya Allah bisa.” Begitu kira-kira terjemahan bebas dari apa yang di sampaikan nenek.

Tak bisa menahan tangis, air mata saya mengalir tak terbendung, saya usap bahu si nenek lalu bilang perlahan “Emak ikut ke bandung, Demi Allah saya ga akan membiarkan Emak sendiran di sini”..

Belajar Hidup dari Apep Si Petani Kecil


Pertama kali mendengar kisah tentang apep saya langsung jatuh cinta pada karakter anak tangguh yang satu ini, dan ternyata malam itu sosok apep yang di kisahkan ada di depan mata, ukuran badan nya sama atau bahkan lebih kecil dari anak kelas 2 SD d sampingnya. Tapi tak diragukan di balik badan kecilnya itu tersimpan jiwa besar yang langka di miliki anak-anak seusianya.

Bocah 13 tahun ini memutuskan untuk berhenti sekolah sejak kelulusan SD nya setahun yang lalu, ia lalu membantu ibu mencari nafkah dengan menjadi buruh tani di ladang-ladang milik juragan di kampung itu, penghasilan nya hanya 10.000 saja padahal apep harus ke gunung untuk melakukan pekerjaan nya itu dari pagi hingga siang.



sang ayah telah meninggalkan apep dan ibunya begitu saja 3 hari sebelum apep di lahirkan, ia tidak memberikan kabar apapun lagi hingga saat ini. ibu apep lalu menikah dengan pria lain dan di karuniai 2 anak yaitu dian dan nyai. ayah kedua apep inipun baru saja meninggal beberapa bulan lalu karena sakit, Kini apep bersama ibu berjuang keras bagi kelangsungan hidup mereka, dian dan nyai.

Jam 6 pagi itu saya ke rumah apep, rencananya mau ikut ke tempat kerja apep di gunung sana. Apep sempat beberapa kali mengingatkan saya bahwa perjalanan cukup jauh dan jalan juga licin karena sedang musim hujan, tapi saya keukeuh dan akhirnya berangkatlah saya dengan sandal keren berjalan di belakang apep yang melangkah gagah dengan sepatu boot nya.

Perjalanan di hentikan sejenak, karena 2 sendal yang saya kenakan putus seketika. jadilah saya serodotan di jalanan licin tanpa sendal dengan perjalanan yang cukup jauh.

“ itu suara si nyai ka, nyaiiiii !”, teriak apep dengan wajah sumringah, terlihat sekali apep sangat senang ketika hendak menjumpai si nyai adik kecilnya.
“apep sayang ke nyai ya?” tanyaku, dan apep hanya tersenyum sambil mengangguk.

Apep bekerja di ladang di pegunungan itu, ia melakukan berbagai pekerjaan buruh seperti yang di minta majikan nya, mulai dari menanam bibit, memanen, memberi pupuk, mengangkut hasil panen, membersihkan rumput hingga menggendong tabung penyemprot hama yang beratnya lebih dari 2x berat badan nya. Apep menjalani pekerjaan itu dengan senang hati dari pagi hingga tengah hari atau bahkan hingga maghrib. seperti anak kebanyakan jika hanya bekerja setengah hari apep mengisi waktu maghribnya dengan mengaji bersama rekan lain nya di masjid.


Setelah menyelesaikan pekerjaan nya, siang itu apep langsung menghampiri  ladang tempat ibunya bekerja. dengan sigap apep pun membawa nyai di pundaknya, berjalan menyusuri jalanan licin menuju ke kampung nya. Sambil berjalan di belakang apep saya menyaksikan bagaimana gagahnya anak bertubuh kecil ini berjalan, memindahkan nyai dari pundak ke punggung dan sebaliknya jika ia merasa pegal.

alhamdulillah, bersama anak-anak hebat dari berbagai pelosok lain nya insya Allah apep akan berangkat ke Bandung. ia akan menjadi salah satu penghuni Pondok Prestatif Indonesia, salah satu program pos pendidikan Kampus Peduli.

Ayo Kunjungi Pameran Monorail Jakarta


Jakarta monorail memang sedang gencar-gencarnya dibangun, setelah kemarin sempat mengadakan ide penamaan monorail, kini PT.Jakarta Monorail juga mengadakan pameran jakarta monorail sebagai salah bentuk sosialisasi monorail terhadap masyarakat.

Pameran yang akan mulai dibuka tanggal 23 juni nanti ini gratis bagi semua kalangan masyarakat. Pameran dibuka pukul 11.00 WIB – 21.00 WIB setiap hari hingga tanggal 14 juli 2013. seperti dilansir dari situs resmi jakartamonorail.com menerangkan bahwa pengunjung akan menikmati, melihat dan merasakan revolusi baru bagi kota Jakarta, melalui lorong besar berdiameter 130 meter, yang diisi teknologi terkini seperti; layar interaktif, info rute, video mapping tentang proses pembangunan hingga detail terkecil Monorail Jakarta. Informasi seperti bagaimana cara Monorail beroperasi, mesin yang digunakan, keamanan dan kenyaman yang akan pengunjung dapatkan nanti pun tersedia di sini. pengunjung juga akan mengetahui betapa Monorail sangat ramah bagi lingkungan Jakarta. 
Di samping itu, perjalanan pengunjung dalam lorong tersebut berlanjut dengan melewati jembatan untuk melihat diorama Jakarta di masa depan dan juga rute yang akan dilewati oleh Monorail. Lalu Anda akan dibawa untuk melihat sendiri bagaimana Monorail merupakan transportasi yang efisien dan tepat waktu bagi para warga Jakarta. Sesuatu yang langka pada saat ini, bukan? Terakhir, pengunjung dapat melihat wujud nyata monorail dan merasakan sendiri bagaimana rasanya berkendara dengan monorail. dej

Sabtu, 15 Juni 2013

Pembangunan Monorail Jakarta, PT. Jakarta Monorail adakan kompetisi "ide nama monorail"



Pembangunan Jakarta Monorail memang sedang gencar-gencarnya dilakukan PT.Jakarta Monorail. Tidak hanya pembangunan secara fisik, namun juga pembangunan dari sisi lain, yaitu penamaan monorailnya sendiri.Untuk penamaan monorail, PT.Jakarta Monorail sengaja mengadakan kompetisi bagi warga DKI untuk memberikan ide tentang nama monorail jika selesai nanti. Tidak tanggung-tanggung, pemenang akan diberikan hadiah berupa gratis naik monoril seumur hidup, tampil didalam iklan monorail, mendapatkan gadget, dan merchandise dari jakarta monorail.

Untuk bisa mengikuti kompetisi tersebut, peserta cukup mengisi form di website www.jakartamonorail.com lalu menuangkan ide nama monorail beserta deskripsi nama tersebut, hasil ide yang masuk akan disaring kedalam 10 besar yang selanjutnya akan ditentukan langsung pemenang utamanya. Pengunjung website juga diberikan kesempatan untuk voting para peserta yang ikut dalam kompetisi tersebut.

Dengan kompetisi nama monorail tersebut diharapkan masyarakat dapat meluangkan aspirasi serta ikut serta dalam proses pembangunan Jakarta Monorail. Jakarta monorail yang diperkirakan akan beroperasi 2-3 tahun mendatang ini  menetapkan harga Rp. 9,000 untuk tiket penumpang. selain itu sistem tiket terintegrasi juga konon sedang dipersiapkan berkaitan dengan layanan transportasi publik lainnya, begitu juga dengan harga tiket yang bervariasi untuk jenis-jenis penumpang.

Jakarta Monorail akan beroperasi di area-area paling strategis di Jakarta, dengan dua koridor; Blue Line dan Green Line. Blue Line akan menjangkau koridor sepanjang 14,2 km, bermula dari Kampung Melayu menuju Tanah Abang dengan total jumlah stasiun sebanyak 12. Green Line akan menjangkau 14,8 km koridor yang melingkar, menghubungkan jalur lingkar bermula dari Casablanca menuju Rasuna Said dengan total jumlah stasiun sebanyak 15. Semoga saja Jakarta Monorail cepat terrealisasikan, sehingga transportasi indonesia menjadi lebih nyaman lagi. dej

Jumat, 14 Juni 2013

Sakit Kepala Hilang, Aksi Sosial Lancar Gemilang

Namaku Dede Abdullah, profesiku sekarang adalah mahasiswa disalah satu Perguruan Tinggi  Negeri di Bandung. Diluar kesibukanku dibangku perkuliahan, aku juga aktif sebagai relawan Kampus Peduli Bandung, lebih tepatnya  relawan divisi pendidikan. Kurang lebih 2 tahun aku menjadi relawan, tidak mudah memang mengabdikan diri menjadi relawan, harus iklas mengikuti Bakti Sosial bulanan, harus siap mentoring anak jalanan asia-afrika, sigap saat mengobati tunawisma di Bandung, dan berbagai kegiatan sosial lainnya.
 foto : Relawan Kampus Peduli Bandung

Namun saat sibuk dalam aksi sosial tersebut terkadang sakit kepala memang tidak bisa dihindari, ingat betul pada saat Bakti Sosial di daerah Purwakarta, saat itu aku sebagai penanggung jawab divisi pendidikan dituntut cepat saat harus mengatur pembagian kerja relawan pendidikan disalah satu sekolah disana. Sakit kepala akibat migrain membuatku tidak fokus beraksi, kepala rasanya berat dan pusing tentunya. Seorang teman dari divisi kesehatan datang dan menawarkan bodrex, aku langsung percaya bodrex bisa diminum kapan saja dimana saja, selain itu boleh diminum sebelum makan serta tidak menyebabkan kantuk. Bodrex memang menjadi pilihanku saat melakukan aksi sosial, tidak heran kalau Bodrex disebut obat sakit kepala nomor satu di Indonesia. 
Foto : Salah satu kegiatan mentoring 
Kerja Bodrex dalam mengatasi sakit kepala memang cepat, jika dibandingkan dengan obat lain yang banyak efek sampingnya, bodrex relatif aman dan tidak menyebabkan kantuk, jadi kegiatan bisa tetap lancar. Banyak relawan lain juga meminum bodrex saat sakit kepala. Bodrex lebih ampuh daripada memakai balsem atau obat luar lainnya yang hanya menimbulkan rasa hangat, namun tidak menyembuhkan secara nyata ke sumber sakit kepala. Dengan membawa bodrex saat aksi sosial aku tidak lagi khawatir masalah sakit kepala, mau kegiatan mentoring anak jalanan, bakti sosial , balai pengobatan gratis, dan kegiatan sosial lainnya, lancar gemilang kalau sakit kepalaku hilang.   





resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut

Copyright © Deja Area | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑