Ujian Nasional (UN) merupakan hal yang dianggap menakutkan bagi sebagian siswa dan orangtua dalam proses belajar. Tidak heran banyak kasus serta isu tentang ujian nasional menjadikan mental serta psikologi siswa semakin terpuruk. Tidak hanya isu tentang kondisi psikolog siswa, disisi lain ternyata memang sudah menjadi rahasia umum beberapa sekolah diindonesia melakukan kecurangan dalam ujian nasional, misalnya memberikan kunci jawaban kepada siswa, ataupun praktik KKN dijajaran pengawas ujian nasional.
Banyaknya hal negatif ketimbang positif dari ujian nasional dirasakan komisi X DPR Rohmani, dalam perjalanan rapat kemarin Kamis 17/01/2013 yang membahas tentang kurikulum baru 2013, Rohmani menceritakan beberapa isi dari rapat tersebut. Pemilik akun twitter @rohmani_dpr ini menceritakan beberapa rencana yang sedang dirapatkan untuk kurikulum yang sedang disusun. Salah satu wacana yang sedang diusahakan oleh beliau yaitu merubah Ujian Nasional menjadi national assesment, dalam tweet nya beliau berkicau " UN sdg sy perjuangkan mjd 'national assesment' saja dlm kur'13." lantas apa itu "National Assessment"?
National Assessment jika diartikan secara bahasa adalah penilaian nasional, walaupun tidak ada pengertian lebih lanjut dari bapak Rohman, beberapa artikel Menurut Akhmat Sudrajat penilaian (assessment) adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik
atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi
belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai
kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif
(berupa angka). timbul pertanyaan apakah National Assessment berbeda dengan Ujian Nasional? atau hanya formalitas semata hanya merubah istilah penamaan dengan langkah kinerja yang sama, hal inilah yang kita tunggu, bagaimanapun kurikulum bukan masalah isi mata pelajarannya namun bagaimana kinerja dari para pengajar dan sistem di dinas pendidikannya. dan apakah pergantian kurikulum ini efektif kita tunggu jawabannya nanti. (dej)
Simple saja, UN = Menyebalkan Bubarkan ! Autiish
BalasHapusMenyebalkan bagi yang TIDAK belajar
BalasHapusKLO GK ADA EVALUASI MENDING GAK ADA SEKOLAHAN AJA. WONG BUKTINYA UN AJA MASIH DIANGGAP HAL YG ,EMYEBALKAN.
BalasHapusUN ora cetha ,,,menyebabakan kebingugan sosial
BalasHapuslebih baik UN dihapus dan dikarenakan UN telah melanggar UUD,,lebih baik dihapus dan Diganti program lain
UN yg diadakan di seluruh wilayah Indonesia memang berbarengan dengan pro & kontra yg sering mengiringinya. Namun demikian, kiranya apa yang disampaikan oleh Bapak Jusuf Kalla perlu untuk direnungi bersama. Seperti yg berhasil dikutip dari http://bit.ly/1gPTmEw , beliau mengatakan adanya ujian nasional (UN) terbukti mampu mendisiplinkan anak. Beliau berpendapat apapun analisa terhadap UN, namun UN lebih baik karena membuat anak untuk belajar. Bahkan di negara-negera maju seperti di Amerika Serikat, China, Jepang, Inggris, Malaysia, dan Singapura pun ada standar kelulusan.
BalasHapus